fbpx

Teori Agenda Setting: Media Pengatur Opini Publik

Dipublikasikan oleh Gilang Irwan pada

Teori penentuan atau pengaturan agenda secara teoritis menyebutkan bahwa media masa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik terhadap sebuah isu serta membuatnya menjadi penting. Teori ini juga populer menjadi landasan untuk membantu menjelaskan fenomena sosial di era pada saat media mainstream berpengaruh signifikan dalam membentuk persepsi publik.

Jika menelusuri lebih jauh akar konsepsinya dari perspektif Marxisme, terutama mengenai bagaimana institusi sosial seperti media menjadi alat untuk mengontrol ideologi. Hingga saat ini pun berbagai studi menggunakan landasan teori ini untuk mengungkap fenomena terbentuknya opini masyarakat.

Teori Agenda Setting

Teori penentuan agenda (agenda setting) berangkat dari asumsi tentang pengaruh media terhadap opini publik. Yang mana asumsi teori ini mengatakan bahwa media mampu menentukan apa yang sedang publik pikirkan. Ketika media massa mampu mengarahkan suatu fenomena penting dan mana yang tidak penting maka publik dapat terpengaruh.

Teori pengaturan agenda (Agenda Setting Theory) dikembangkan oleh Max McCombs dan Donald Shaw dalam sebuah studi tentang pemilihan presiden Amerika 1968. Dalam “studi Chapel Hill”, McCombs dan Shaw menunjukkan koefisien korelasi yang kuat (r> .9) dimana menurut 100 penduduk Chapel Hill, North Carolina masalah pemilihan adalah hal yang paling penting saat itu, sejalan dengan topik yang berulang kali dilaporkan oleh media berita lokal dan nasional.

Dalam studi tersebut mereka membandingkan arti-penting isu dalam konten berita dengan persepsi publik tentang yang paling penting. McCombs dan Shaw dapat menentukan sejauh mana media menentukan opini publik. Sejak studi tahun 1968 yang diterbitkan dalam Public Opinion Quarterly edisi 1972. Lebih dari 400 studi telah dipublikasikan tentang agenda media massa, teori ini masih terus dianggap relevan dengan temuan di lapangan.

Asumsi Dasar

Dua asumsi dasar yang mendasari sebagian besar penelitian tentang teori pengaturan dan penetapan agenda (agenda setting theory):

  1. pers dan media tidak mencerminkan kenyataan; mereka menyaring dan membentuknya;
  2. Konsentrasi media pada beberapa isu dan subjek membuat publik menganggap isu-isu itu lebih penting daripada isu-isu lainnya.

3 Tipe Pengaturan Agenda

Rogers dan Dearing menggambarkan bagaimana jenis pengaturan agenda berikut (variabel dependen dalam penelitian):

1. “Pengaturan agenda kebijakan” atau “Pengaturan agenda politik”: model studi ini berfokus pada bagaimana agenda para pembuat kebijakan elit dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, mis. Agenda pembuat kebijakan diperlakukan sebagai variabel dependen.

2. “Pengaturan agenda media” atau “Agenda building”: model studi ini berfokus pada bagaimana agenda media dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu agenda media diperlakukan sebagai variabel dependen.

3. “Penentuan agenda publik / khalayak”, model studi ini, yang juga merupakan hipotesis tradisional, berfokus pada bagaimana audiens atau agenda publik dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti nilai-nilai pribadi, agama, dan budaya, yaitu agenda publik diperlakukan sebagai variabel dependen.

Pengaruh Media Dalam Teori Agenda Setting

Pada teori penentuan agenda ini terdapat sosok yang menjadi penentu atau pengatur agenda (agenda setter). Ada beberapa pendapat mengenai siapa saja yang memiliki kuasa dan kekuatan untuk menjadi agenda setter ini. Beberapa ahli berpendapat bahwa yang menentukan agenda adalah editor berita karena mereka bertugas untuk menyaring berita yang akan tayang di sebuah media.

Di lain sisi para ahli juga berpendapat bahwa politisi dan pemilik media memiliki peran sebagai penentu agenda. Politisi memiliki kepentingan dalam pengaturan agenda untuk menjamin keberhasilan program kebijakan tertentu dan karir politik merek. Biasanya para politisi memiliki tim professional bahkan mengendalikan media tertentu. Oleh karena itu semua yang terkait dengan ini juga memiliki peranan dalam pengatur agenda.

Selain itu fenomena lain yang dapat terungkap melalui teori agenda setting yaitu; pada saat maraknya berita tentang kritik terhadap meningkatnya utang negara. Namun konsen publik dapat teralihkan oleh fakta lain. Yaitu dengan cara media terus menerus menunjukan dan menyoroti peningkatan pembangunan infrastruktur yang kemudian seakan-akan menjadi sebuah prestasi pemerintah.

Dalam hal ini media memiliki peran penting dalam membentuk opini masyarakat yaitu; bahwa membangunan infrastruktur sebagai hal yang lebih penting dari resiko meningkatnya hutang negara. Informasi ini membuat masyarakat menyadari akan urgensi dari pembangunan infrastruktur daripada peningkatan hutang.

Kritik Teori Agenda Setting

Teori pengaturan agenda yang di kemukakan oleh McCombs dan Shaw mengacu pada bagaimana media menyoroti berbagai isu yang muncul di masyarakat. Sehingga hal ini membuat publik berpikir bahwa isu-isu itu lebih penting daripada yang lain. Hal ini terjadi karena media melakukan teknik framing dan priming isu-isu ini.

Pada akhirnya menciptakan kesadaran publik tentang isu-isu penting ini dengan mengabaikan isu-isu lain yang sama pentingnya. Terlepas dari asumsi bahwa media memberi tahu publik apa yang benar atau salah. Akan tetapi media tidak memiliki kendali atas pola pikir individu. Pada akhirnya pun, media menjadi tidak mencerminkan kenyataan sebagian besar masalah yang di angkat ke domain publik.

Kesimpulan

Teori Agenda Setting menyatakan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik dengan menentukan isu apa yang dianggap penting. Media menyaring dan membentuk realitas, bukan mencerminkannya, dan fokus media pada isu tertentu membuat publik menganggapnya lebih penting. Meskipun demikian, media tidak selalu mengendalikan pola pikir individu dan tidak selalu mencerminkan realitas secara keseluruhan.

Back to Basics

Teori Agenda Setting: Media Pengatur Opini Publik

Gilang Irwan